Senin, 30 Juli 2012

Pengaruh gas karbondioksida dan gas metana dalam peningkatan efektifitas global warming


PENGARUH GAS KARBONDIOKLSIDA (CO2) DAN GAS METANA (CH4) DALAM PENINGKATAN EFEKTIVITAS GLOBAL WARMING
2.1.  Atmosfer
Udara merupakan bagian dari atmosfer yang berisi Oksigen yang diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad hidup yang lain. Atmosfer juga merupakan Karbondioksida yang sangat diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan merupakan penyumbang uap air. Para ilmuwan menduga 95% kehidupan di bumi disokong oleh atmosfer yang tebalnya kurang dari 2 mil.

Bagian yang menjadi perhatian adalah lapisan atmosfer paling bawah, yaitu troposfer dan stratosfer yang berisi udara dan langsung berhubungan dengan kehidupan manusia dan makhluk lainnya dengan segala aktivitasnya. Udara merupakan campuran dari beberapa macam gas yang sangat diperlukan bagi kehidupan. Diantaranya, yaitu gas nitrogen sebanyak 78,084%, gas oksigen 20,9476%, karbondioksida, uap air, hidrogen, dan ozon.
Oksigen yang sangat esensial bagi jasad hidup untuk memperoleh energi biologis, yaitu sebagai bahan bakar dalam jaringan tubuh. Karbondioksida memegang peranan penting bagi proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan, pengatur pernapasan, dan mengatur sistem bufer dalam darah. Pada umumnya komponen udara itu sangat penting bagi proses kehidupan.
Udara yang bersih dan segar mempunyai susunan seperti berikut:
No
Komponen
% Volume
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbon dioksida
Neon
Helium
Metan
Kripton
Belerang dioksida
Hidrogen
Nitrogen monoksida
Xenon
Ozon
Nitrogen dioksida
Iodin
Karbon monoksida
78,0840
20,9476
0,9430
0,0314
0,001818
0,000524
0,0002
0,000114
0,0001
0,00005
0,00005
0,0000087
0,000007
0,000002
0,000001
0,1-0,2 ppm

2.2.  Karbondioksida (CO2) dalam Kehidupan
Gas CO2 merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak merangsang, sumber gas CO2  terutama berasal dari proses pembakaran minyak bumi, batu bara dan gas alam.
Selama manusia masih menggunakan bahan bakar kayu, pertambahan kadar gas Karbondioksida di udara dapat diabaikan. Sampai pada tahun 1960, di daerah-daerah yang belum ada industri, kadar gas Karbondioksida di udara hanya 300 ppm. Dengan adanya kemajuan industri dengan bahan bakar batu bara dan minyak bumi serta gas alam atau liquefied natural  gas (LNG), kadar gas Karbondioksida di udara meningkat menjadi 320 ppm.
Dengan adanya laju pertumbuhan penduduk maka berbagai kebutuhan manusia bertambah, misalnya makanan, perumahan, penerangan, dan tranportasi. Hal itu berarti pengadaan pupuk, agro industri, tenaga listrik, dan industri tranportasi semakin meningkat, sehingga kebutuhan bahan bakar juga semakin meningkat. Akibatnya, produksi Karbondioksida makin banyak mencemari udara di daerah industri.
2.3.   Metana (CH4) dalam Kehidupan
Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan butana. Dengan metana sebagai komponen utamanya. Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar, sumber hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Dari berbagai macam gas ini mereka nantinya akan menimbulkan efek rumah kaca (Greenhouse Effect) jika digunakan secara berlebihan dan juga karena terlalu padatnya jumlah dan pertumbuhan penduduk. Metana merupakan bagian terbesar dari gas alam dan Indonesia merupakan salah satu penghasil utama gas alam, terutama dari ladang gas Bontang (Kalimantan) dan ladang gas Arun (Aceh).
  • Metana dapat ditemukan pada kotoran hewan seperti sapi, kambing, domba, babi, unggas
  • Selain pada kotoran, hewan memamah biak juga menyuplai gas metana melalui proses sendawa
  • Metana juga ditemukan pada kotoran manusia
  • Gas elpiji yang kita gunakan juga mengandung gas metana
  • Metana terdapat pada sampah-sampah organic setelah dilakukan perombakan oleh bakteri (beberapa industry memanfaatkan sampah organic untuk mengisolasi gas metana ini sebagai alternatif pengganti energy berbahan dasar fosil, termasuk isolasi gas metana dari kotoran hewan ternak )
  • Metana dapat terbentuk melalui proses pembakaran biomassa atau rawa-rawa (proses alam seperti biogenic, termogenik, dan abiogenik)
  • Lahan gambut juga bisa menghasilkan gas metana.
Selain di atas, di daerah-daerah tertentu juga diketahui mengandung metana dalam jumlah yang sangat besar (3000 kali jika dibandingkan dengan gas metana yang ada di atmosfer sekarang), tetapi dalam bentuk hidrat, seperti:
  • Bagian barat Siberia (Danau Baikal) memiliki daerah kolam berlumpur seluas Prancis dan Jerman yang beku oleh es abadi. Di daerah ini mengandung tidak kurang dari 70 miliar ton metan hidrat
  • Daerah antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana dalam bentuk hidratnya
  • Gas metana juga ditemukan terperangkap pada lantai samudra di kedalam 1000 kaki dengan jumlah yang sangat banyak, biasa disebut sebagai metan clathrate

2.4.  Pemanasan Global (Global Warming)
Pusat Pegelolaan Ekoregion Sumatera dalam Suara Bumi mengemukakan bahwa Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca (GRK) – antara lain karbondioksida, metanan, dinitrooksida, sulfurheksafluorida, perfluorokarbon, hidrofluorokarbon – di admosfir. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca, ia akan menjadi isolator yang menahan lebih banyak panas matahari yang dipancarkan ke bumi. Pemanasan global terjadi karena bumi menyerap lebih banyak energi matahari daripada jumlah energi yang dileas kembali ke angkasa.
Isu pemanasan global sering dibicarakan dan menjadi bahasan yang menarik baik dari skala kecil maupun tingkat internasional yang sampai saat ini belum ada kejelasan penanganannya. Aktor utama dalam pemanasan global ini tentu saja manusia yang seakan-akan tidak peduli dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Mereka hanya mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Pemanasan global atau sering juga kita sebut Global Warming akhir-akhir ini sudah semakin ekstrim. Pemanasan global telah menjadikan iklim semakin tidak menentu dan sangat ekstrim. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai meningkatnya suhu permukaan oleh gas rumah kaca yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Seperti yang kita ketahui  segala sumber yang ada di bumi itu semuanya berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan bumi, ia akan berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Dan disinilah permukaan bumi akan menyerap panasnya dan memantulkan kembali sisanya sebagai radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa. Namun, sebagian tetap teperangkap di permukaan bumi akibat menumpuknya gas rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi secara berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat.
Menurut Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang termasuk gas rumah kaca diantaranya: CO2,  NO2,  CH4, SF6, PFCS,  dan HFCS. CO2, NO2, CH,4 sebagian besar dihasilkan dari bahan bakar fosil baik dari sektor industri maupun transportasi. Sementara SF6, PFCs, HFCs sebagian besar mearupakan hasil pembakaran aerosol. Gas-gas ini menyumbang kurang dari 1%, tetapi tingkat pemansannya lebih tinggi di bandingkan dengan CO2, NO2, CH4 . Sebenarnya efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup yang ada di bumi karena tanpanya bumi ini akan terasa dingin akan tetapi gas-gas yang menimbulkan rumah kaca itu telah berlebihan beredar di permukaan bumi yang mana nantinya gas-gas ini akan menyebabkan Global Warming.
2.4.1.      Dampak Pemanasan Global
Pusat Pegelolaan Ekoregion Sumatera dalam Suara Bumi memperkirakan bahwa pemanasan global diperkirakan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu bumi rata-rata sebesar 1°C pada tahun 2025 dibanding suhu saat ini atau sekitar 2°C lebih tinggi dari zaman pra industri. Peningkatan dampak tersebutmenimbulkan dampak sebagai berikut :
2.4.1.1.     Cuaca
Diperkirakan daerah bagian utara dan bumi bagian utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, tidak akan mengalaminya lagi. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan global. Namun uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan pemanasan global.
Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan cepat kering karena air akan jadi lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya banyak wilayah yang selama ini kering akan semakin kering dimasa mendatang dan sebaliknya berbagai tempat yang basah akan menjadi basah pula. Kesenjangan distribusi air secara alami ini akan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dalam pemanfaaatan air untuk industri, pertanian, dan kehidupan penduduk dunia. Naiknya suhu udara dipermukaan bumi juga akan memicu badai topan dengan kekuatan dahsyat. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Pola cuaca akan menjadi ekstrim dan tidak dapat diprediksi.
2.4.1.2.     Tinggi Permukaan Laut
              Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemansan juga mencairkan banyak es di kutub yang lebih memperbanyak volume permukaan air laut.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Beberapa wilayah dan pulau akan tenggelam. Erosi tebing, pantai dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi laut mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang meningkat di daratan. Resiko terbesar adalah dataran rendah yang padat penduduk dengan kapasitas beradaptasi yang rendah serta kehidupan yang sangat tergantung dengan sumber daya yang mudah terpengaruh oleh iklim, seperti persediaan air dan makanan. Penduduk yang paling banyak terancam berada di delta-delta besar di asia dan afrika, namun yang paling rentan adalah penduduk dipulau-pulau kecil.
2.4.1.3.     Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari yang sebelumnya, tetapi sebenarnya hal ini tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di pihak lain, kekeringan tanah akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan, seperti pada lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian afrika.
Diperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-20 C sehingga meningkatkan resiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan didaerah subtropis dan tropis. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada penyebaran dan reproduksi ikan.
2.4.1.4.     Hewan dan Tumbuhan
Hewan dan tumbuhan paling sulit menghindar dari efek pemanasan ini kareana sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. dalam pemansan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub dan ke atas pegunungan yang lebih dingin. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberpa spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah.
Kemungkinan 20-30% spesies tanaman dan hewan akan punah bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,50C. Menigkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya karbondioksida di atmosfer juga akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut.
2.4.1.5.     Perubahan Iklim dan Bencana Lingkungan
Pemanasan global akan mengakibatkan perubahan iklim yang bisa menjelma menjadi bencana lingkungan dan ekonomi yang berujung pada tragedi kemanusiaan. Dampak paling parah banyak terjadi di asia. Para ilmuwan mengingatkan bahwa setiap kenaikan suhu sebesar 20C akan langsung menurunkan produksi pertanian di cina dan bangladesh hingga 30% pada tahun 2050. Tragedi ini aakn dihadapi oleh penduduk asia lainnya.
Diperkirakan sekitar 100 juta penduduk asia yang tinggal di wilayah pesisisr akan tergenang karena proses peningkatan laut setinggi 3 mm setiap tahun. Permukaan air laut meningkat 7-23 inchi di akhir abad yang lalu dan mengancam daerah kawasan pantai dan menimbulkan badai dan angin topan. Liam negara di asia yang paling terancam dampak dari perubahan iklim adalah cina, bangladesh, india, vietnam, dan indonesia.
Sebagai negara kepulauan, indonesia menjadi negeri paling rentan terhadap berbagai dampak ekstrim perubahan iklim yang diakibatkan pemanasan global ini. Tanda-tanda perubahan itu bahkan telah lama dirasakan. Gelombang pasang dan angin puting beliung yang menerjang berbagai wilayah diakui sebagai dampak perubahan iklim.
Di prediksi pada tahun 2030 permukaan air laut akan naik setinggi 28 cm dari saat ini. Bersamaan dengan itu diperkirakan pula 4.000 dari 17.500 pulau di indonesia terancam tenggelam, bila proses pemanasan global tidak segera dihentikan. Perubahan iklim juga berdampak pada berbagai sektor lain. Beberapa tahun sebelumnya kita telah merasakan beberapa kali musim kemarau yang lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Kemarau telah menyebabkan ribuan hektare sawah menjadi puso dan produksi pangan nasional anjlok drastis. Lebih dari itu, perubahan iklim juga telah mengakibatkan kebakaran hutan secara beruntun. Celakanya 80 % kebakaran hutan tersebut terjadi di lahan gambut, yang dikenal sebagai “penyerap” emisi karbon terbesar di dunia. Akibatnya, kebakaran itu telah melepas 2,5 miliar ton karbon ke atmosfer bumi. Sebuah konstribusi yang luar biasa atas total karbon yang dilepaskan oleh bumi sekitar 18,5 miliar ton per tahun yang ironisnya justru ikut memicu proses pemanasan global.
2.4.1.6.     Pengaruh Pemanasan Global Bagi Kesehatan Manusia
Pemanasan global tidak hanya berdampak serius terhadap lingkungan manusia, namun juga pemanasan global berpengaruh besar bagi kesehatan manusia. WHO dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan pertanian, pertambangan serta kerusakan ekosistem memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di daerah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
a.       Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa pertahun, diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa pertahun, dan malaria mengakibatkan kematian 0,9 juta pertahun.
b.      Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan , ketersedian air dan penyebarab vektor penyakit. WHO mengingatkan bahwa pemanasan global akan banyak berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan akan memberikan kesempatan bagi berbagai virus dan bakteri untuk tumbuh menjadi luas.
c.       Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare serta leptospirosis.
d.      Kebakaran hutan dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang meningkatkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia, asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan gangguan saluran pernapasan akut (ISPA), asp tersebut juga akan menimbulkan gangguan kehamilan, gangguan paru serta kemandulan bagi wanita.
e.       Pada suhu yang panas manusia rentan terkena ISPA, dan meningkatnya penyakit menular.
f.       Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozon antara lain meningkatnya intensitas sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi menyebakan gangguan kesehatan seperti: kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi gen, memperburuk penyakit-penyakit umum asma dan alergi, meningkatkan kasus kardiovaskular kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah.
g.      Selain itu WHO juga mengatakan bahwa suhu udara yang tinggi akan menyebabkan alergi dan ada 35 jenis penyakit baru yang muncul akibat perubahan iklim, diantaranya ebola, flu burung, dan lain-lain.
2.4.2.      Pengaruh Gas CO2 Terhadap Pemanasan Global
Adanya gas CO2 yang berlebihan di udara atau di atmosfer tidak berakibat langsung kepada manusia. Tetapi CO2 membentuk lapisan transparan (tembus pandang) di atmosfer yang mengisolasi di sekililing bumi. Hal itu yang mengakibatkan suhu udara di bawah lapisan gas CO2 dan dipermukaan bumi semakin tinggi, sehingga akan mempengaruhi makluk hidup. Sifat gas CO2 seperti diatas itu dikenal dengan istilah efek rumah kaca atau green house effect.
Sebenarnya, Karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. akan tetapi, karbondioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbondioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca di udara disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim, mencairkan sungkup es di kutub dan berbagai rangkaian akibat lainnya yang mungkin belum sepenuhnya dimengerti.
Sifat gas Karbondioksida seperti dikemukan di atas itu dikenal dengan istilah efek rumah kaca atau green house effect . selain itu, ada beberapa kegunaan gas Karbondioksida diantaranya yaitu untuk fotosintesis tumbuhan  yang mana dalam melakukan fotosintesis ini diperlukan adanya bantuan sinar ultraviolet dari sinar matahari. Zat yang di hasilkan dalam proses ini adalah zat tepung dan gas Oksigen yang sangat berguna bagi kehidupan makhluk hidup yaitu manusia, dan tumbuh-tumbuhan untuk pernapasan.
Jadi, untuk mengurangi jumlah gas Karbondioksida di atmosfer perlu diadakannya penghijauan, yaitu menanam pohon, memperbanyak taman kota, memperluas hutan konservasi serta pengelolaan hutan dengan sistem tebang tanam.
2.4.3.      Pengaruh Gas Metana (CH4) Terhadap Pemanasan Global
Dari segi lingkungan tidak salah lagi, gas metana menjadi salah satu penyebab pemanasan bumi sehingga berdampak pada perubahan iklim. Tentunya sangat membahayakan bagi tatanan kehidupan yang ada di planet kita. Metana adalah gas dengan emisi gas rumah kaca 23 kali lebih ganas dari karbondioksida (CO2), yang berarti gas ini kontributor yang sangat buruk bagi pemanasan global yang sedang berlangsung. Berita buruknya adalah pemanasan global membuat suhu es di kutub utara dan kutub selatan menjadi semakin panas, sehingga metana beku yang tersimpan dalam lapisan es di kedua kutub tersebut juga ikut terlepaskan ke atmosfer. Para ilmuwan memperkirakan bahwa Antartika menyimpan kurang lebih 400 miliar ton metana beku, dan gas ini dilepaskan sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring dengan semakin banyaknya bagian-bagian es di antartika yang runtuh. Anda bisa membayangkan betapa mengerikannya keadaan ini: Bila Antartika kehilangan seluruh lapisan esnya, maka 400 miliar ton metana tersebut akan terlepas ke atmosfer! Ini belum termasuk metana beku yang tersimpan di dasar laut yang juga terancam mencair karena makin panasnya suhu lautan akibat pemanasan global.
Sekali terpicu, siklus ini akan menghasilkan pemanasan global yang sangat parah sehingga mungkin dapat mematikan sebagian besar mahluk hidup yang ada di darat maupun laut. Saya kurang pasti juga, tapi kalau dilihat dari satelit, kondisi benua antartika, dan Greenland; es yang ada di sana dari tahun ketahun semakin berkurang dengan kecepatan mencair lebih dari yang diprediksikan para ilmuan.
2.4.4.1.     Mengatasi Dampak Pembakaran Bahan Bakar Terhadap Lingkungan
a.       Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal (Pb).
b.      Pemeliharaan alat pembakar, seperti knalpot kendaraan dan kompor rumah tangga sehingga proses pembakaran llebih sempurna.
c.       Memperhatikan kualitas bahan bakar dengan menurunkan kadar Sulfur, sehingga pada saat pembakaran mengeluarkan Sulfur Oksida lebih sedikit. Makin baik kualitas bahan bakar makin baik daya bakarnya, sehingga akan mengurangi polusi.
d.      Mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif nonpetroleum, seperti metanol, etanol, gas alam yang dimampatkan atau gas petroleum cair, dan hidrogen atau baterai listrik, yang dapat menghapus pencemaran oleh pipa knalpot.
e.       Mengosidasi bahan bakar dengan menambahkan alkohol membentuk gasohol (bensin dan alkohol). Bahan bakar ini terbakar lebih sempurna sehingga dapat menurunkan emisi karbon monoksida.
f.       Mengadakan bahan bakar alternatif yang membakar lebih bersih dari bensin dan minyak diesel yang berupa campuran yang berwawasan lingkungan. Campuran ini merupakan formulasi ulang yang menurunkan daya penguapannya, sehingga menurunkan pula daya emisi zat organik yang mudah menguap dan menurunkan konsentrasi benzen dan komponen beracun lainnya.
g.      Menggalakkan penggunaan kendaraan dengan bahan bakar gas alam.
h.      Memperbaiki mutu kendaraan bermotor, diantaranya mengembangkan sarana untuk memanaskan katalis sehingga mesin kendaraan dapathidup lebih cepat dan pencemaran berkurang.
i.        Menggunakan tenaga baterai. Ada dua keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan tenaga baterai, yaitu pencemaran asap dan karbon diaoksida akan terkurangi karena penghapusan pipa knalpot, dan pencemaran karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global akan terkendali dengan digantinya mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) oleh pembangkit tenaga sentral yang lebih efisien.
j.        Penggunaan turbin putar gabungan. Penggunaan daya stasioner ini meliputi turben putar gabungan yang dihidupkan dengan pembakaran gas. Alat ini dapat membangkitkan tenaga listrik dengan mengurangi pencemaran udara sebesar 50-99% dibanding dengan sumber pembangkit tenaga lain yang memakai bahan bakr.
k.      Mamfaatkan turbin angin dan sel tenaga matahari dengan tingkat pencemaran no.
l.        Melakukan penghematan berdasarkan pasar, salah satunya adalah energi star komputer yang daya listriknya secara otomatis akam melemah jika komputer tidak digunakan.
2.4.4.2. Menetapkan Konsentrasi Gas Rumah Kaca
Untuk menghilangkan ancaman pemanasan global secara menyeluruh, konsentrasi gas-gas rumah kaca harus dikurangi sampai tingkat masa pra-industri. Ini merupakan tujuan yang saat ini tidak mungkin tercapai. IPCC (Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim) menghitung beberapa penghematan yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat emisi yang ada saat ini. Data ini disajikan pada tabel 4 dan memperlihatkan bahwa penghematan-penghematan tersebut harus drastis. Emisi karbon dioksida, misalnya, harus turun 60 persen, yang berarti bahwa penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi, industri dan listrik pada tingkat global harus dikurangi sampai tingkat setengah.
Sebuah skenario, berdasarkan penelitian Dr. Mick Kelly, Universitas East Anglia di Inggris, dirancang untuk menetapkan konsentrasi gas rumah kaca tahun 2030 pada kadar sedikit lebih tinggi dari pada kadar saat ini. Hal ini memerlukan perubahan mendasar. Beberapa ciri kuncinya adalah sebagai berikut:
a.       Penghapusan produksi chlorofluorocarbon sejak 1995 dan mungkin juga bahan-bahan penggantinya yang mempunyai efek rumah kaca;
b.      Menghentikan penggundulan hutan pada 2000, diikuti dengan penanaman kembali hutan-hutan secara intensif;
c.       Pengurangan emisi karbon dioksida dari bahan bakar fosil sampai 30 persen dari kadar saat ini pada 2020;
d.      Pengurangan dalam peningkatan konsentrasi tahunan metana dan dinitrogen oksida sampai 25 persen dari nilai saat ini.
Semua perubahan-perubahan ini pun tidak akan menghapuskan ancaman pemanasan global secara menyeluruh. Dalam mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sebaiknya diikuti strategi ‘tanpa penyesalan’ atau ‘no regrets’ yang dinyatakan pada 1990 oleh Menteri Ilmu Pengetahuan Australia, Barry Jones:
"Jika kita bertindak dan bencana terhindarkan, maka kita mencegah penderitaan berat manusia. Jika kita bertindak dan tidak ada masalah, maka kita tidak rugi melainkan mendapat keuntungan berupa lingkungan yang lebih bersih. Jika kita tidak bertindak dan terjadi bencana, akan ada tragedi global. Jika kita tidak bertindak dan tidak ada bencana, akibatnya kita akan tergantung semata-mata pada keberuntungan/nasib".
Tabel (4). Pengurangan Emisi yang Diperlukan untuk Menetapkan Konsentrasi Gas Rumah Kaca pada Tingkat Sekarang
2.4.4.3.     Konservasi Energi
Banyak orang khawatir bahwa konservasi energi akan berarti penurunan taraf hidup. Hal ini merupakan isu belaka. Justru konservasi energi atau efisiensi penggunaan energi secara lebih baik sering dinyatakan sebagai usaha pelestarian sumber energi dengan biaya murah. Di negara-negara maju, potensi terbesar untuk penghematan terdapat pada sektor industri dimana sebagian besar energi di konsumsi. Hal yang sama juga ada dalam sektor industri, perdagangan dan rumah tangga kelas atas di negara-negara berkembang. Sejumlah besar bahan bakar dapat dihemat pemakaiannya pada gedung-gedung pencakar langit berdinding kaca di kota-kota besar beriklim tropis yang membentuk sebuah rumah kaca raksasa, sehingga memerlukan biaya besar dari pemilik dan penyewa untuk mendinginkan ruangan. Kesalahan ini tidak perlu diulangi, bangunan-bangunan baru dapat dengan mudah dirancang untuk mengurangi penyerapan panas. Konsumsi listrik untuk penerangan dapat dikurangi dengan drastis melalui penggunaan lampu yang lebih efisien. Sebuah lampu neon kompak 18 watt yang dipasang di lubang lampu biasa dapat menghasilkan cahaya setara dengan lampu biasa 75 watt. Selama masa pakai sekitar 10.000 jam, lampu ini dapat mengurangi emisi lebih dari 0,5 ton karbon dioksida
(> 500 kg karbon dioksida)! Transportasi menggunakan sepertiga dari keseluruhan konsumsi bahan bakar minyak dunia. Pada 1993 terdapat sekitar 500 juta kendaraan di jalan-jalan raya dunia, sekitar 400 juta adalah mobil. Seluruh sektor transportasi memerlukan peningkatan dalam efisiensi. Mobil ‘peminum bensin’ buatan Amerika Serikat mempunyai angka konsumsi bahan bakar dua atau tiga kali lebih tinggi daripada mobil buatan Eropa atau Jepang. Peraturan perpajakan dan bea masuk untuk mencegah masuknya mobil yang boros, dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida sekaligus membantu negara-negara berkembang mengurangi beban impor bahan bakar minyak.
2.4.4.4.     Penanaman Hutan
Menanam pohon bahkan pada skala besar sekalipun, tidak dapat mengimbangi keseluruhan laju penambahan gas-gas rumah kaca ke atmosfer. Walaupun demikian, peningkatan penanaman pohon oleh setiap negara akan memperlambat penimbunan gas-gas rumah kaca.
2.4.5.      Pencegahan Pemanasan Global
Ataupun juga dapat dilakukan dengan perubahan tingkah dan pola tingkahlaku kita yang sederhana sebagai pencegahnya, seperti :
1.      Tas belanja: setiap tahun sekitar 1.000.000 makhluk laut mati akibatmemakan kantong dan smapah plastic yang di buang ke laut. Membawa tas sendiri saat berbelanja, dan tidak menerima kantong plastic dapat mencegah emisi karbondioksida sebanyak 25 kg.
2.      lebih baik menggunakan shower dengar aliran rendah, di bandingkan dengan berendam air panas.
3.      Sampah basah: hamper 1/3 dari limbah rumah tangga adalah sampah dapur dan halaman. kurangi jumlah ini dengan memanfaatkan kulit buah dan sisa kupasan sayuran untuk dijadikan kompos.
4.      Produk local: membeli produk impor berarti menyumbang karbondioksida,yang di keluarkan oleh pesawat atau kapal yang mengantar barang tersebut.
5.      Daur ulang kaleng: sehabis menggunakan kaleng-kaleng makanan atau minuman, jangan langsung dibuang di tempat sampah. Mendaur ulang kaleng bekas dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga hampir 95% di bandingkan jika aluminium di buat dari bahan mentah.
6.      Daur ulang botol: sementara, untuk satu botol minuman kaca, dapat menghemat energi, dan mencegah lepasnya 0,5 kg karbondioksida ke udara.
7.      Kertas daur ulang: setiap ton kertas yang di daur ulang dapat menyelamatkan 15 pohon ukuran sedang, berikut habitat di sekitarnya. Mendaur ulang setengah dari sampah kertas yang kamu buang setiap hari dapat mencegah 1200 kg karbondioksida per tahun.
8.      AC mobil: mematikan AC dan membuka kaca jendela, belum tantu lebih hemat. Jika mobil dengan kaca terbuka berlari kencang, udara masuk akan menghambat laju kendaraan, akibatnya akan memboroskan bahan bakar. Lebih baik turunkan suhunya hingga 2 derajat celcius.
9.      Air panas: setiap cangkir air yang dipanaskan, sama dengan 25 cangkir karbondioksida yang di lepas ke udara. Dengan merebus air secukupnya, dalam setahun kamu mengurangi karbondioksida sebanyak 420 kg.
10.  Ban mobil: jika tekanan udara dalam ban mobil kurang dari normal, maka penggunaan bahan bakar akan menigkat sebanyak 5%.
11.  Lemari pendingin: jika lemari pendingin di rumah sudah berusia 10 tahun, maka waktunya untuk mengganti yang baru. Dengan mengganti lemari es, kamu menghemat energi untuk menyalakan lampu di rumah mu slama kurang lebih 3 bulan, dan mencegah karbondioksida hingga 140 kg serta mengurangi tagihan listrik.
12.  Lampu: untuk menghemat energi, nyalakan lampu seperlunya saja. Artinya matikan lampu yang tidak digunakan. Kamu telah mengurangi emisi karbon dioksida 370 kg per tahun.
13.  Kabel: mencabut kabel alat-alat elektronik yang tidak diperlukan, emisi berkurang sebnyak 30 kg per tahun.
14.  Jalan kaki: pergi dalam jarak dekat, sebaiknya tidak usah menggunakan kendaraan bermotor, pilih jalan kaki atau naik sepeda, maka akan menghemat sebanyak 2 kg karbondioksida.
15.  Cuci baju: mesin cuci yang terisi maksimal atau penuh sesuai batasnya, menggunakan lebih sedikit air di bandingkan dua kali mencuci setengah penuh. Mesin cuci yang bekerja secara efisien dapat menghemat 1.500 liter air per tahun
16.  Keringkan: jika setelah dicuci, pakaian di jemur d bawah sinar matahari, akan menghemat karbondioksida sebanyak 1,5 kg, bila di bandingkan dengan mesin pengering.
17.  Tanam pohon: setiap tahun pohon-pohon di hutan dapat menyerap sebanyak 7 milyar ton karbondioksida. Jadi tanam lah pohon mu.
18.  Sampah = uang: untuk 5 jenis sampah berikut, kaleng, kertas, botol kaca, botol plastic, stainless steel dapat menguntungkan. Jual benda terebut ke pemulung yang akan menyalurkan pada pabrik untuk di daur ulang, atau akn dipakai sendiri untuk di jadikan barang berguna. Bonusnya uang extra dan rumah yang bebas dari sampah.
19.  Sampah organic: keunutngan dari sampah organic adalah di gunakan unutk membuat biopori. Biopori adalah lubang resapan air, lubang pada tanah digunakan untuk menimbun sampanh organic. Sampah organic dapat menghidupi fauna tanah. Fungsinya meningkatkan daya serap air pada tanah yang ditujukan untuk mengatasi banjir. Cara buatnya, gali lubang berdiameter 10 cm dalam tanah sedalam 1 meter. Isi lubang tersebut dengan smpah organic setiap hari. Setelah beberapa hari, sampah dalam lubang dapat di ambil untuk di jadikan kompos.

DAFTAR PUSTAKA
Otto Soemarwoto (2001). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan.
Pusat pengelolaan ekoregion sumatera (2010). Suara bumi “Mari selamatkan bumi”. Pekanbaru.
Pusat pengelolaan ekoregion sumatera (2010). Suara bumi “ ozon : payung bumiku berlubang”. Pekanbaru
Agus R. , Rudy S.(2008). Global warming “mengancam keselamatan planet bumi.
Artikel oleh Haneda (2004). Hubungan efek Rumah Kaca Pemanasan Global dan Perubahan Iklim.
Artikel oleh Kelompok Kerja Pemanasan Global dari Para Promotor KPKC, Roma (2002). Pemanasan Global dan Perubahan iklim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar