BAB I I
PENDAHULUAN
2.1 NAPOLEON BONAPARTE 1769-1821
Napoleon Bonapate adalah seorang tokoh di dunia yang
cukup mempengaruhi kehidupan dunia pada masanya, khususnya Negara prancis
semasa pemerintahannya. Napoleon Bonapate merupakan seorang militer Prancis yang
dapat menggulingkan dan mengambil alih kekuasaan Perancis serta mengadakan
perlawanan dengan beberapa Negara lainnya dengan pasukan yang dipimpinnya.
2.1.1
Riwayat Kelahiran Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte adalah anak kedua dari tujuh bersaudara.
Ia lahir di Casa
Bounaparte, di kota Ajaccio, Korsika, pada tanggal 15 Agustus 1769 dan meninggal pada
tangggal 5
Mei
1821
pada umur 51 tahun,
satu tahun setelah kepulauan tersebut diserahterimakan Republik
Genoa kepada
Perancis. Ia lahir dengan nama Napoleone di Bounaparte, namun ia
mengubah namanya menjadi Napoléon Bonaparte yang lebih berbau Perancis.
Corsica masuk wilayah kekuasaan Perancis cuma lima belas
bulan sebelum Napoleon lahir, dan pada saat-saat remajanya Napoleon seorang
nasionalis Corsica yang menganggap Perancis itu penindas. Tetapi, Napoleon
dikirim masuk akademi militer di Perancis dan tatkala dia tamat tahun 1785 pada
umur lima belas tahun dia jadi tentara Perancis berpangkat letnan.
2.1.2 Asal-Usul dan Pendidikan
Ayah Napoleon, Carlo
Bounaparte adalah
perwakilan Korsika di Kerajaan Louis XVI. Keluarga Bounaparte adalah keluarga bangsawan yang berasal
dari Italia, yang pindah ke Korsika di abad ke-16/ Ayahnya, Nobile
Carlo
Bounaparte, seorang
pengacara, pernah menjadi perwakilan korsika saat Louis XVI berkuasa di tahun 1777. Ibunya bernama Maria Letizia
Ramolino. Ia
memiliki seorang kakak, Joseph; dan 5 adik, yaitu Lucien, Elisa, Louis, Pauline, Caroline, dan Jérôme. Napoleon di baptis sebagai katolik beberapa hari sebelum ulang
tahunnya yang kedua, tepatnya tanggal 21 Juli 1771 di Katerdal
Ajaccio.
Kebangsawanan, kekayaan, serta koneksi keluarganya yang luas
memberikan Napoleon kesempatan yang luas untuk belajar hingga ke jenjang yang
tinggi. Pada bulan Januari 1779, Napoleon didaftarkan pada sebuah sekolah agama
di Autun, Perancis, untuk belajar bahasa Perancis, dan pada bulan
Mei ia mendaftar di sebuah akademi militer di Brienne-le-Château. Di sekolah, ia berbicara dengan
logat Korsika yang kental sehingga ia sering dicemooh teman-temannya;
memaksanya untuk belajar. Napoleon pintar matematika, dan cukup memahami
pelajaran sejarah dan geografi. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Brienne
pada 1784, Napoleon mendaftar di sekolah elit École
Militaire di Paris.
Di sana ia dilatih menjadi seorang perwira artileri. Ketika bersekolah di sana, ayahnya meninggal. Ia pun
dipaksa menyelesaikan sekolah yang normalnya memakan waktu dua tahun itu
menjadi satu tahun. Ia diuji oleh ilmuwan terkenal Pierre-Simon Laplace, yang di kemudian hari ditunjuk
oleh Napoleon untuk menjadi anggota senat.
Ia menjadi siswa di Akademi Militer Brienne tahun 1779 pada usia 10 tahun, kecerdasannya
membuat Napoleon lulus akademi di usia 15 tahun. Karier militernya menanjak
pesat setelah dia berhasil menumpas kerusuhan yang dimotori kaum pendukung
royalis dengan cara yang sangat mengejutkan: menembakkan meriam di kota Paris dari atas menara. Peristiwa itu
terjadi tahun 1795 saat Napoleon berusia 26 tahun. Berbagai perang yang
dimenangkannya diantaranya melawan Austria dan Prusia.
2.2 NAPOLEON
DAN PERANCIS
2.2.1 Tidak Tanduk Napoleon di
Perancis
Napoleon adalah
seorang militer yang menjatuhkan pemerintahan Prancis pada tahun 1799 dan
setelah itu mengambil alih kekuasaan bukan saja di Prancis tetapi juga di
seluruh wilayah yang ditaklukkan oleh angkatan bersenjata Prancis. Kemudian,
sebagai seorang jendral, beliau memimpin pasukannya untuk berperang melawan
Kerajaan Austria, Kekaisaran Rusia dan Raja Inggris.
Empat tahun kemudian Revolusi Perancis meledak dan dalam
beberapa tahun pemerintah baru Perancis terlibat perang dengan beberapa negara
asing. Kesempatan pertama Napoleon menampakkan kebolehannya adalah di tahun
1793, dalam pertempuran di Toulon (Perancis merebut kembali kota itu dari
tangan Inggris), tempat Napoleon bertugas di kesatuan artileri. Pada saat itu dia
sudah tidak lagi berpegang pada paham nasionalis Corsicanya, melainkan sudah
menganggap diri orang Perancis. Sukses-sukses yang diperolehnya di Toulon
mengangkat dirinya jadi brigjen dan pada tahun 1796 dia diberi beban tanggung
jawab jadi komando tentara Perancis di Itali. Di negeri itu, antara tahun
1796-1797, Napoleon berhasil pula merebut serentetan kemenangan yang membuatnya
seorang pahlawan tatkala kembali ke Perancis.
Di tahun 1798 ia memimpin penyerbuan Perancis ke Mesir.
Langkah ini ternyata merupakan malapetaka. Di darat, umumnya pasukan Napoleon
berhasil, tetapi Angkatan Laut Inggris di bawah pimpinan Lord Nelson dengan
mantap mengobrak-abrik armada Perancis, dan di tahun 1799 Napoleon meninggalkan
pasukannya di Mesir dan pulang ke Perancis.
Begitu sampai di Perancis, Napoleon yang jeli itu dapat
berkesimpulan bahwa rakyat Perancis lebih terkenang dengan
kemenangan-kemenangannya di Itali ketimbang kegagalan ekspedisi Perancis ke
Mesir. Berpegang pada fakta ini, hanya sebulan sesudah dia menginjak bumi
Perancis, Napoleon ambil bagian dalam perebutan kekuasaan bersama Albe Sieyes
dan lain-lainnya. Kup ini melahirkan sebuah pemerintah baru yang disebut
"Consulate" dan Napoleon menjadi Konsul pertama. Kendati konstitusi
sudah disusun dengan cermat dan diterima lewat persetujuan plebisit rakyat, ini
cuma kedok belaka untuk menutupi kediktatoran militer Napoleon yang dengan
segera mampu menyikut dan melumpuhkan lawan-lawannya.
Naiknya Napoleon ke tahta kekuasaan betul-betul menakjubkan.
Tepatnya di bulan Agustus 1793, sebelum pertempuran Toulon, Napoleon samasekali
tidak dikenal orang. Dia tak lebih dari seorang perwira rendah berumur dua
puluh empat tahun dan bukan sepenuhnya orang Perancis. Tetapi, kurang dari enam
tahun kemudian --masih dalam usia tiga puluh tahun-- sudah menjelma jadi
penguasa Perancis yang tak bisa dibantah lagi, posisi yang digenggamnya selama
lebih dari empat belas tahun.
Di masa tahun-tahun kekuasaannya, Napoleon melakukan
perombakan besar-besaran dalam sistem administrasi pemerintahan serta hukum
Perancis. Misalnya, dia merombak struktur keuangan dan kehakiman, dia
mendirikan Bank Perancis dan Universitas Perancis, serta menyentralisir
administrasi. Meskipun tiap perubahan ini punya makna penting, dan dalam
beberapa hal punya daya pengaruh jangka lama khususnya untuk Perancis, tidaklah
punya pengaruh yang berarti buat negeri lain.
Tetapi salah satu perombakan yang dilakukan oleh Napoleon
punya daya pengaruh yang melampaui batas negeri Perancis sendiri. Yaitu,
penyusunan apa yang termasyhur dengan sebutan Code Napoleon. Tanggapan
Belanda terhadap Code Napoleon, kode sipil Prancis, sebagai sebuah
kemajuan yang besar dibandingkan dengan hukum lokal mereka. Kode sipil yang
baru menciptakan aturan hukum yang memperlakukan setiap orang dengan sejajar,
dan proses peradilan dilakukan secara terbuka. Para penentangnya berpendapat
bahwa Napoleon tidak mempertimbangkan budaya dan tradisi lokal yang jumlahnya
sangat banyak. Panggilan untuk menjalankan wajib militer juga mengundang banyak
pertentangan terutama ketika tuntutan untuk berperang bagi para prajurit
tampaknya tidak pernah berakhir.Dalam banyak hal, code ini mencerminkan ide-ide Revolusi
Perancis. Misalnya, di bawah code ini tidak ada hak-hak istimewa berdasar
kelahiran dan asal-usul, semua orang sama derajat di mata hukum. Berbarengan
dengan itu code tersebut cukup mendekati hukum-hukum lama dan adat kebiasaan
Perancis sehingga diterima oleh rakyat Perancis dan sistem pengadilannya.
Secara umum, code itu moderat, terorganisir rapi dan ditulis dengan ringkas,
jelas, serta dapat diterima, tambahan pula mudah difahami. Akibatnya, code ini
tidak hanya berlaku di Perancis (hukum perdata Perancis yang berlaku sekarang
hampir mirip dengan Code Napoleon itu) tetapi juga diterima pula di negeri-negeri
lain dengan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan keperluan setempat.
Politik Napoleon senantiasa menumbuhkan keyakinan bahwa
dialah seorang yang membela Revolusi Perancis. Tetapi, di tahun 1804 dia
sendiri pula yang memperoklamirkan diri selaku Kaisar Perancis. Tambahan lagi,
dia mengangkat tiga saudaranya keatas tahta kerajaan di beberapa negara Eropa.
Langkah ini tidak bisa tidak menumbuhkan rasa tidak senang pada sebagian
orang-orang Republik Perancis yang menganggap tingkah itu sepenuhnya merupakan
pengkhianatan terhadap ide-ide dan tujuan Revolusi Perancis. Tetapi, kesulitan
utama yang dihadapi Napoleon adalah peperangan dengan negara-negara asing.
Di tahun 1802, di Amiens, Napoleon menandatangani perjanjian
damai dengan Inggris. Ini memberi angin lega kepada Perancis yang dalam tempo
sepuluh tahun terus-menerus berada dalam suasana perang. Tetapi, di tahun
berikutnya perjanjian damai itu putus dan peperangan lama dengan Inggris dan
sekutunya pun mulai lagi. Walaupun pasukan Napoleon berulang kali memenangkan
pertempuran di daratan, Inggris tidak bisa dikalahkan kalau saja armada lautnya
tak terlumpuhkan. Malangnya untuk Napoleon, dalam pertempuran yang musykil di
Trafalgar tahun 1805, armada laut Inggris merebut kemenangan besar. Karena itu,
pengawasan dan keampuhan Inggris di lautan tidaklah perlu diragukan lagi.
Meskipun kemenangan besar Napoleon (di Austerlitz melawan Austria dan Rusia)
terjadi enam minggu sesudah Trafalgar, hal ini sama sekali tidak bisa menghapus
kepahitan kekalahan di sektor armada laut.
Di tahun 1808 Napoleon perbuat ketololan besar melibatkan
Perancis ke dalam peperangan yang panjang dan tak menentu ujung pangkalnya di
Semenanjung Iberia, tempat tentara Perancis tertancap tak bergerak selama
bertahun-tahun. Tetapi, kekeliruan terbesar Napoleon adalah serangannya
terhadap Rusia. Di tahun 1807 Napoleon bertemu muka dengan Czar, dan dalam
perjanjian Tilsit mereka bersepakat menggalang persahabatan abadi. Tetapi,
persepakatan dan persekutuan itu lambat laun rusak, dan di tahun 1812 bulan
Juni Napoleon memimpin tentara raksasa menginjak-injak bumi Rusia.
Hasil dari perbuatan ini sudah sama diketahui. Tentara Rusia
umumnya menghindar dari pertempuran langsung berhadapan dengan tentara
Napoleon, karena itu Napoleon dapat maju dengan cepatnya. Di bulan September
Napoleon menduduki Moskow. Tetapi, orang Rusia membumihanguskan kota itu dan
sebagian besar rata dengan tanah. Sesudah menunggu lima minggu di Moskow
(dengan harapan sia-sia Rusia akan menawarkan perdamaian), Napoleon akhirnya
memutuskan mundur, tetapi keputusan ini sudah terlambat. Gabungan antara
pukulan tentara Rusia dan musim dingin yang kejam, tak memadainya suplai
pasukan Perancis mengakibatkan gerakan mundur itu menjadi gerakan mundur yang
morat-marit. Kurang dari sepuluh persen tentara raksasa Perancis bisa keluar
dari bumi Rusia hidup-hidup.
Negara-negara Eropa lain, seperti Austria dan Prusia, sadar
benar mereka punya kesempatan baik menghajar Perancis. Mereka menggabungkan
semua kekuatan menghadapi Napoleon,dan pada saat pertempuran di Leipzig bulan
Oktober 1813, Napoleon kembali mendapat pukulan pahit hingga sempoyongan. Tahun
berikutnya dia berhenti dan dibuang ke Pulau Elba, sebuah pulau kecil di lepas
pantai Itali.
Di
tahun 1815 dia melarikan diri dari Pulau Elba, kembali ke Perancis, disambut
baik dan kembali berkuasa. Kekuatan-kekuatan Eropa segera memaklumkan perang
dan seratus hari sehabis duduknya lagi ia di tahta kekuasaan, Napoleon
mengalami kekalahan yang mematikan di Waterloo.
Sesudah Waterloo, Napoleon dipenjara oleh orang Inggris di
St. Helena, sebuah pulau kecil di selatan Samudera Atlantik. Di sinilah dia
menghembuskan nafasnya yang terakhir tahun 1821 akibat serangan kanker.
Pada masa
kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh dataran Eropa
baik dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda
dengan diangkatnya adiknya Louis
Napoleon,Spanyol
dengan diangkatnya Joseph Napoleon, Swedia
dengan diangkatnya Jenderal Bernadotte
sebagai raja yang kemudian melakukan pengkhianatan, sebagian besar wilayah Italia
yang direbut dari Austria dan Polandia
dengan diangkatnya Joseph
Poniatowski sebagai wali negara Polandia.
Karier militer Napoleon menyuguhkan paradoks yang menarik.
Kegeniusan gerakan taktiknya amat memukau, dan bila diukur dari segi itu
semata, bisa jadi dia bisa dianggap seorang jendral terbesar sepanjang jaman.
Tetapi di bidang strategi dasar dia merosot akibat bikin kekeliruan-kekeliruan
besar, seperti misalnya penyerbuan ke Mesir dan Rusia. Berhubung Napoleon pada
akhirnya dapat dikalahkan di tahun 1815, Perancis memiliki daerah lebih kecil
ketimbang yang pernah dipunyainya di tahun 1879, saat pecahnya Revolusi. Menurut
taksiran, sekitar 500.000 tentara Perancis mati dalam perang Napoleon, sedang
sekitar 800.000 orang Jerman tewas selama Perang Dunia ke-2.
Banyak orang bilang, masa Napoleon menyediakan peluang bagi
perubahan-perubahan bagi terkonsolidasinya dan semakin mapannya kaum borjuais
Perancis. Di tahun 1815, tatkala monarki Perancis akhirnya tersusun kembali,
perubahan-perubahan ini ditopang dan dilindungi begitu baiknya sehingga
kemungkinan bisa kembalinya pola-pola sosial orde lama suatu hal yang
sepenuhnya mustahil. Tetapi, perubahan terpenting sebetulnya terjadi dan
tersusun sebelum Napoleon. Pada tahun 1799 ketika Napoleon memegang kendali pemerintahan
mungkin setiap jalan ke arah kembalinya ke masa status quo sudah terlambat.
Tetapi, lepas dari ambisi Napoleon sendiri yang keraja-rajaan, dia memang
pegang peranan penting menyebarnya ide revolusi ke seluruh Eropa.
Napoleon jelas
memainkan perang penting dalam sejarah Eropa pada saat itu. Salah satu
pencapaiannya yang penting adalah modernisasi prosedur administrasi dan sistem
peradilan di wilayah kekuasaannya. Beliau juga menerapkan sistem bobot
(kilogram) dan juga sistem pengukuran (meter) yang baru. Selain itu,
pendaftaran kelahiran, kematian dan perkawinan diperkenalkan serta setiap orang
diharuskan mempunyai nama keluarga.
Napoleon juga membawa akibat timbulnya pengaruh-pengaruh
luas dan besar dalam revolusi Amerika Latin. Penyerbuannya ke Spanyol
melemahkan pemerintahan Spanyol sehingga cengkraman kolonialnya di
daerah-daerah jajahannya juga dengan sendirinya melonggar dan tidak efektif.
Dalam situasi de facto otonomi inilah gerakan-gerakan kemerdekaan Amerika Latin
mulai meletus.
2.2.2 Napoleon di Pertempuran
Waterloo.
Dari semua langkah perbuatan Napoleon, yang paling penting
dan paling punya pengaruh berjangka panjang justru yang berada di luar
rencananya dan tidak ada sangkut pautnya dengan rencana Napoleon sendiri.
Di tahun 1803, Napoleon menjual daerah luas kepada Amerika
Serikat. Dia tahu, milik Perancis di Amerika Utara sulit dilindungi menghadapi
serangan-serangan Inggris. Selain itu, dia juga perlu duit, penjualan tanah
Louisiana itu mungkin merupakan jual-beli tanah secara damai yang terbesar
dalam sejarah sekaligus mengubah Amerika Serikat menjadi suatu negara yang
berukuran benua. Sukar dibayangkan apa bentuknya Amerika Serikat tanpa
Louisiana ini. Pasti akan merupakan negeri yang samasekali berbeda dengan apa
yang kita kenal sekarang. Dan pula layak diragukan Amerika Serikat bisa menjadi
negeri kuat tanpa jual-beli Louisiana ini.
Napoleon, tentu saja, bukanlah satu-satunya orang yang
berperanan dan bertanggung jawab atas penjualan ini. Pemerintah Amerika jelas
pegang peranan pula. Tetapi, penawaran Perancis menjual Louisiana diputuskan
dalam perundingan oleh satu orang. Dan orang itu Napoleon Bonaparte.
2.2.3 Kondisi Prancis Pasca
Revolusi 1789
Pasca
revolusi, keadaan Prancis tidak stabil dan sering terjadi kegoncangan. Setelah monarki
parlementer dibubarkan, kemudian Prancis berubah menjadi bentuk Republik. Perubahan
ke bentuk Republik ini terlebih dahulu diawali dengan pelaksanaan Pemilihan
Umum. Di bawah pemerintahan baru ini, Prancis mencoba mempertahankan revolusi,
termasuk memerangi negara-negara yang berusaha menggagalkan hasil revolusi
Prancis. Dikirimlah pasukan-pasukan ke perbatasan Prusia dan Austria dengan
tujuan untuk membebaskan semua penduduk Eropa dari tirani dengan menumbangkan
kekuasaan raja-raja absolut. Napoleon Bonaparte pada saat ini mulai tampil
membawa kemenangan bagi pasukan Prancis. Di antara keberhasilannya tersebut
adalah mengusir Inggris dari Spanyol serta mengalahkan Austria di perbatasan
Italia Utara pada tahun 1796.
Konsentrasi
pemerintahan republik yang baru, lebih diarahkan pada bidang militer tersebut
menyebabkan timbulnya krisis di dalam negeri. Perekonomian masyarakat merosot secara
tajam dengan ditandai oleh kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok yang diperlukan
rakyat. Hal ini memicu terjadinya kerusuhan massa sebagai bentuk ketidakpuasaan
rakyat terhadap pemerintahan yang baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh seorang
tokoh politik radikal yang bernama Maximillian de’Robespierre untuk melakukan aksi
teror. Ia memiliki keyakinan bahwa untuk menyelamatkan revolusi perlu dibentuk
sebuah pemerintahan yang keras dan harus menindak tegas setiap orang yang
dianggap kontra revolusi. Akhirnya selain di bawah kepemimpinannya telah
mengeksekusi sekitar 2500 orang yang dianggap kontra revolusi dengan alat
guillotine. Tentu saja banyak yang tidak setuju dengan pola pemerintahan yang dijalankan
oleh Robespierre. Pada akhirnya kekuasaan dapat direbut oleh anggota konvensi
dari pemerintahan republik. Pada bulan Oktober 1795, dibentuklah pemerintahan
baru yang lebih moderat yang berasal dari golongan borjuis. Pemerintahan baru
yang disebut Pemerintahan Direktory ini dipimpin oleh warga negara terbaik yang
berjumlah lima orang yang dipilih oleh parlemen. Akan tetapi ternyata
pemerintahan direktory dianggap tidak demokratis dengan dihapuskannya hak pilih
bagi wanita dan penduduk miskin. Selain itu, pemerintahan direktory dianggap
sering melakukan pelanggaran konstitusional yang akan mengancam kesatuan
nasional yang tengah dilanda revolusi. Akhirnya muncullah desakan dari rakyat
Prancis untuk membubarkan pemerintahan direktory dan memilih Napoleon Bonaparte
yang pada saat itu dianggap sebagai pahlawan untuk memegang tampuk pimpinan
pemerintahan Prancis. Napoleon Bonaparte dilahirkan di Corsica dari sebuah
keluarga keturunan bangsawan rendahan. Karir politik Napoleon dimulai dari
seorang letnan artileri yang telah berhasil secara gemilang mengalahkan Prusia
dan Austria yang merupakan musuh Prancis. Pada saat itu, ia dianggap pahlawan
oleh sebagian besar rakyat Prancis yang mengalami kekecewaan terhadap revolusi.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh Napoleon dengan menunjukkan dirinya sebagai tokoh
yang demokratis. Setelah melalui proses referendum, akhirnya Napoleon diangkat menjadi
pemimpin Prancis.
Pada
kenyataannya, pemerintahan yang dijalankan oleh Napoleon lebih bersifat
diktator. Hal ini ditunjukkan dengan disingkirkannya semua kelompok oposisi
serta mengekang kebebasan politik dan kebebasan pers. Semua kekuasaan politik
dikendalikan oleh Napoleon atas nama Konsul Pertama (First Consul). Akan tetapi
hal itu tidak dipedulikan oleh rakyat Prancis, sebab walau bagaimanapun
Napoleon telah berhasil membangun suatu stabilitas politik yang selama ini
sangat dirindukan pasca revolusi. Keberhasilan militernya dalam menguasai daerah-daerah
yang dianggap sebagai musuh Prancis semakin menaikkan pamornya di mata rakyat.
Oleh karena itu, pada saat Napoleon mengangkat dirinya menjadi kaisar,
mayoritas rakyat melalui referendum menyetujui pengangkatannya tersebut. Dengan
demikian, republik Prancis kini berubah menjadi sebuah imperium dengan dipimpin
oleh Napoleon Bonaparte yang bergelar Kaisar Napoleon I.
Napoleon
memiliki ambisi untuk menyatukan seluruh wilayah Eropa ke dalam kekuasaan
Perancis. Tentu saja ambisi tersebut tidak mudah diwujudkan, sebab mendapat
tantangan yang keras dari negara-negara Eropa lainnya. Negara-negara Eropa
seperti Inggris, Swedia, Spanyol, Prusia dan Austria segera membentuk pasukan
koalisi yang berusaha untuk membendung ambisi Napoleon. Terjadilah perang koalisi
yang berlangsung antara tahun 1792 sampai tahun 1815. Pada tahun 1813, pasukan
Napoleon mengalami kekalahan dari pasukan koalisi di daerah Leip ig. Napoleon berhasil
ditangkap dan dibuang ke pulau Elba yang berada di pantai Italia.
Dengan
tertangkapnya Napoleon, imperium Prancis secara otomatis menjadi bubar.
Napoleon sempat melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan Perancis
untuk menghadapi tentara koalisi. Akan tetapi akhirnya Napoleon mengalami
kekalahan kembali dalam pertempuran di Waterloo pada tahun 1815. Napoleon
kembali dibuang dan kali ini dibuang di suatu pulau terpencil St. Helena sampai
ia meninggal pada tahun 1821. Pasca penangkapan Napoleon akhirnya
dilangsungkanlah kongres Wina di Austria pada tahun 1815. Kongres tersebut
menyepakati dikembalikannya dan dipulihkannya keadaan Prancis seperti sebelum
Napoleon berkuasa.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Napoleon Bonaparte adalah seorang
yang bukan asli Perancis namun dapat naik ke tahta kekuasaan Perancis,
melakukan perbaikan dan perombakan dalam struktur pemerintahan Negara perancis
terutama yang terkenal dengan nama code
napoleon. Code napoleon merupakan kode sipil Perancis, yang memperlakukan
semua individu sejajar.
Masa kekuasaan Napoleon penh dengan
peperangan dengan Negara-negara luar demi memperluas daerah kekuasaan. Diantara
Negara-negara yang sering berperang dengan Perancis semasa pemerintahan
Napoleon seperti Inggris, Austia, Rusia dan Mesir.
Keberadaan Napoleon dalam
pemerintahan memiliki peran penting dalam sejarah eropa antara lain modernisasi
prosedur administrasi dan system peradilan.
3.2 SARAN
dari
uraian panjang di atas penulis menyarakan bahwa dalam sebuah pemerintahan
diperlukan sebuah ketegasan dan ketegasan tersebut bukan dalam artian
penindasan dan kesewenang-wenangan. Seorang pemimpin harus konsisten dengan apa
yang telah ia ucapkan dan yang telah ia tetapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Michael H. Hart(1978). Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah. Jakarta Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya
tarunasena M.Kondisi Prancis pasca Revolusi 1789. From : http://id.shvoong.com/humanities/history/2139057-kondisi-prancis-pasca-revolusi-1789/.
2 juli 2011
wikepedia (2011). Napoleon Bonaparte. From : http://id.wikipedia.org/wiki/Napoleon_Bonaparte.
2 juli 2011
http://entoen.nu/napoleon/id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar